Little Surprise(s)

CW // Mpreg

Di sinilah mereka sekarang. Kembali ke Paris. Seharusnya Narendra berkunjung pada musim panas untuk menemui kakeknya seperti yang biasa ia lakukan. Namun kali ini bukan itu tujuan utamanya. Ada hal lain yang ingin ia lakukan berdua dengan Elle. Mereka tidak akan berlama-lama di Paris.

Elle membongkar kopernya dan mengambil sepasang baju ganti, ia pergi ke kamar mandi untuk membasuh diri setelah melewati perjalanan yang panjang. Narendra diam memperhatikan gerak-gerik kekasihnya. Ia sedang berusaha mengontrol gemuruh di dadanya.

Bosan menunggu Elle mandi Narendra kembali mengecek barang bawaan di kopernya. Ia hampir saja berteriak frustrasi ketika tidak kunjung menemukan benda kecil yang akan melingkar manis di tangan kekasihnya. Benda itu ia taruh di dalam pouch berisi snack sehingga tidak terlihat olehnya.

Tepat ketika Narendra hendak membuka kotak benda tersebut terdengar suara pintu kamar mandi terbuka. Elle sudah selesai membasuh diri. Tangannya sedang sibuk mengeringkan rambutnya.

“Na, ngapain jongkok begitu kaya orang mau maling?”

Narendra tertawa cemas, “Nggak apa-apa. Bosen aja tadi makanya aku jongkok.” Elle menggelengkan kepalanya. Sudah tidak asing dengan tingkah unik Narendra.

“Aku mandi dulu ya abis kita cari makan di luar.” Narendra berucap kemudian melangkahkan kakinya dan membasuh diri.


Selesai makan siang yang tidak bisa disebut makan siang karena waktu sudah menunjukan pukul tiga sore, keduanya berjalan-jalan di sekitar menara Eiffel.

Elle menggenggam tangan Narendra dan bersenandung riang. Berbeda dengan pria satunya yang tengah menahan kerikil di tenggorokannya. Detak jantungnya juga tidak kunjung tenang. Hingga mereka tiba di tempat yang tidak terlalu jauh dengan menara Eiffel dan lebih sedikit sepi pengunjung.

Narendra melepas genggaman tangan dan berbalik badan menghadap kekasihnya, “Elle, aku mau ngomong serius.” Elle menatap pria di depannya dengan sorot mata yang teduh.

Narendra mengeluarkan sebuah kotak yang ia simpan di saku blazer, menekuk satu kakinya dan berlutut sambil membuka kotak tersebut.

Do you want to spend the rest of your life with the man who has flaws and bring the best version of him?

Elle is speechless. His soul almost left his body. Ia tidak percaya dengan kenyataan di depannya.

Orang-orang yang berlalu-lalang menghentikan langkahnya untuk melihat momen mengharukan dari pria yang sedang melamar kekasihnya. Mereka bersorak bahagia ketika Elle menganggukan kepalanya dan memeluk Narendra. Cincin tersebut dipasangkan kepada jari manis Elle.

Di sore pukul tiga lebih dua belas menit, Narendra dan Elle berciuman sebagai penutup momen bahagia mereka. Dilengkapi dengan tepuk tangan yang meriah dari orang sekitar.

Narendra dan Elle berjalan-jalan sebentar untuk membeli baguette. Kemudian mereka kembali lagi ke hotel untuk beristirahat. Keduanya merebahkan badan di atas kasur sambil berpelukan. Euforianya masih belum padam dan tidak ada dari mereka yang ingin memadamkan euforia tersebut.

Ketika sedang menggambar pola acak di telapak tangan Narendra tiba-tiba Elle teringat sesuatu dan bangkit menuju kopernya diletakan. Mengambil satu kotak berukuran sedang dan menyerahkannya kepada Narendra untuk dibuka.

Ketika tutupnya dibuka Narendra langsung mengalihkan pandangannya kepada Elle menatap tidak percaya. Elle tersenyum manis. “Congratulations, you're going to be a father.”

Narendra meletakan kotak berisi test pack bergaris dua di atas meja dan memeluk Elle. Ia bawa pria yang tengah mengandung anak mereka ke atas pangkuannya.

“Kapan? Maksud aku berapa bulan? Kamu belom cek dokter kan? Nanti cek sama aku ya.”

Elle tersenyum tipis. “Iya, sayang.”

Narendra membawanya ke dalam sebuah ciuman yang dalam. Menyalurkan rasa cintanya sekaligus terima kasih karena telah menghadirkan satu nyawa di kehidupan mereka. Ia lumat bibir atas dan bawa Elle bergantian. Dikecup pelan bibir Elle dan membiarkan kekasihnya bernapas.

Thank you, Elle. Kayanya kata makasih nggak cukup buat ngewakilin hal yang mau aku ungkapin. I promise I'm going to take care both of you. Kalo nanti aku ada ngelakuin salah tolong diomelin aja ya. Jangan kamu tahan. Aku nggak mau kamu nanti stress sendirian. Pokoknya sebisa mungkin selalu bagi sama aku, apa yang kamu lagi rasain.” Narendra mengelus pipi Elle dengan lembut.

“Iya, Na. I’m counting on you!”

Narendra dan Elle kembali membawa tubuh mereka untuk tidur di atas tempat tidur. Dengan posisi Narendra yang menyamping dan memeluk Elle sambil mengusap perutnya yang masih rata itu. Matanya ia pejamkan. Sambil membayangkan calon anaknya.

“Si dedek kayanya umurnya satu bulan. Kita terakhir kali make love pas yang kamu galau sebulan yang lalu gara-gara lagu glimpse of us.” Ucap Elle yang membuat Narendra membuka matanya.

“Malu banget ih kalo diinget. Ngapain aku begitu ya. Itu kayanya bukan Narendra deh. Tapi nggak apa-apa, aku jadinya punya anak.”

Elle menjitak jidat pria yang sedang memeluknya dengan erat. “Kasian anak aku punya ayah random banget kelakuannya.”

“Anak aku juga tau!”

“Ga.”

“Anak kita!!!”

“GAAAA.”

Begitu seterusnya. Pertengkaran kecil yang tidak ada habisnya akan selalu menyelimuti Narendra dan Elle.