Garden Gate

“Narendra, petik yang bener anggurnya! Malu sama Elle!” teriak sang Kakek.

Narendra kembali memetik anggur dari kebun kakeknya dengan sesuka hatinya. Kekananakan memang tapi tingkahnya membawa gelak tawa dari Elle.

Selesai memetik, semua anggur dikumpulkan di dalam satu box untuk kemudian diolah menjadi wine koleksi pribadi. Kakek memeluk cucunya kemudian memeluk Elle sebelum menaiki mobil menuju pabriknya untuk mengolah anggur-anggur tersebut.

Elle dan Narendra berjalan menyusuri sekitar kebun tersebut. “Eh ada strawberry juga?” tanya Elle ketika melihat beberapa tumbuhan buah berwarna merah di dekat gerbang belakang kebun.

“Iya, ada strawberry. Dulu pas kecil gua nanem bareng Grandma. Ga terlalu banyak karena emang ga niat dijadiin kebun kaya anggur. Tapi semenjak Grandma meninggal pas gua umur dua puluh, gua ga pernah suka strawberry lagi dan kayanya Grandpa tetep rawat karena strawberry itu buah kesukaan Grandma.”

“Na, sorry, I didn’t mean to bring you down.

Melihat perubahan ekspresi ketika Narendra bercerita singkat mengenai sejarah di balik buah berwarna merah tersebut membuat Elle tak enak hati. Namun, Narendra sebenarnya tidak merasa sedih sama sekali. Kematian neneknya memang sudah menjadi takdir yang tidak bisa diganggu gugat.

Semenjak Nenek meninggal rumah Kakek menjadi sepi. Maka dari itu ia selalu datang setahun sekali untuk mengunjungi kakeknya. Perasaan tak tergambarkan selalu hinggap setiap kali ia menginjakan kakinya di kebun ini dan perasaan tersebut lah yang membawa perubahan pada ekspresi Narendra sebelumnya.

It’s okay. Gue ga sedih kok. Cuma kangen aja sama Grandma. I’m totally fine, don’t worry too much, Gabrielle.” Narendra membenahi rambut Elle yang menutupi matanya.

“Lu suka strawberry ga? Gua petikin, nanti gua buat jadi sesuatu.”

“Suka! Suka banget. Gua bantu petik boleh ga?” tanya Elle.

“Emangnya bisa metiknya? Nanti salah lagi kaya metik anggur tadi,” goda Narendra.

Elle tersenyum lebar, “Ngga bisa hehehehe. Grandma, maaf ya kalo aku ga ikut bantuin Narendra metik strawberry soalnya tangan aku suka ceroboh.”

Hati Narendra menghangat ketika mendengar ucapan Elle. Kalau saja neneknya masih hidup mungkin dirinya sudah disuruh untuk memetik semua buah strawberry yang ada untuk diberikan kepada Elle.