80.
Suara isakan tertahan langsung menyapanya. Selama beberapa menit Eli hanya terdiam dan mendengarkan Daniel yang sedang mencurahkan isi hatinya lewat raungan-raungan kecil. Sesekali Eli menjawab, “Iya. Aku di sini,” memberitahu Daniel kalau ada yang mendengarkan semua isi hatinya.
“Kenapa dari dulu cuma aku yang paling bikin Papi kecewa padahal aku anak pertama, anak lelaki satu-satunya harusnya ga bikin orang-orang kecewa mulu,” ucap Daniel sambil terisak-isak. “I’m a bad son.”
Sebuah suara protesan terdengar dari lawan bicaranya. “Heyy.. Emang ada yang ngomong begitu?” Pertanyaan retoris yang jawabannya sudah jelas. Tidak ada yang bicara begitu ke Daniel tapi ia merasa semua ini salahnya. “Ngga perlu ada yang ngomong kaya gitu tapi semuanya udah jelas kan.”
“Eli,” ucap Daniel lirih. “Mau peluk.”
Sebuah ide terlintas di benaknya. “Bawa baju bagus Nini yang mau dipake. Malam ini nginep di rumah aku.” Belum sempat Daniel menjawab Eli sudah bersuara. “I’ll be there in 20 minutes.”