36.
Tampaknya seseorang sedang tidak dalam suasana hati yang bagus. Pemandangan matahari terbenam dan indahnya langit oranye yang perlahan berubah menjadi ungu gelap tidak ada bandingannya dengan perasaan Eli yang dari tadi melihat sebuah postingan baru di akun Instragram mantannya. Di situ mantannya terlihat bahagia dengan pasangan barunya atau mungkin saja calon. Who knows anyway. Kids in this era prefer to be in a situationship rather than in a real one. No offense. **
“Itu muka ditekuk aja. Dari tadi ngeliatin apaan sih?” Marc mencoba mengintip layar handphone Eli. “Mantan gue. Dia post foto bareng cowo barunya. Padahal putus sama gue belom ada sebulan.”
Niko mencebik. “Aaelah (Eli)on, lo yang mutusin kenapa lo yang galau. Biasanya juga bodo amat.”
“Anjing. Dibilang jangan manggil gue On doang. Lagian itu mantan gue cepet banget move on. Pasti emang udah ada cowo lain pas kita masih pacaran”
“Nah. Makanya cocok dipanggil oon.” balas Niko. “Makanya jangan suka mainin hati orang. Dimainin balik malah kesel.”
“Ngga kesel sih tapi bingung aja.” Eli menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Bodo amat ah. Mau meluk Nini aja.” Si pemilik nama tidak menghiraukan percakapan temannya. Dari tadi ia hanya asik scroll video reels sambil membaringkan perutnya di atas kasur.
“Ni….”
“Nini!!!”
Masih diam tidak bergeming. Tidak ada cara lain Eli ikut berbaring dan menepuk pantat dengan keras Daniel yang langsung melotot. “NGAPAIN SIH NGGA JELAS BANGET. SAKIT TAU.” Eli hanya tersenyum dan memamerkan gigi putihnya. “Tadi dengerin gue ngomong ga, Ni?” Orang yang ditanya menggeleng.
“Okay, jadi selama ada Nini yang lain ngga ada tandingannyaaaaa.” Eli kini memeluk Daniel dan mengguncangnya ke sana kemari lalu mencuri sebuah ciuman di pipi.
“WOY. LEPASIN TANGAN LO.”
Mikha melempar handphone miliknya ke sembarang arah untuk melepaskan pelukan Eli dari Daniel. Dibantu dengan Marc akhirnya mereka malah jadi saling adu mulut. Berlomba-lomba siapa yang lebih pantas untuk bersanding dengan Daniel Cassia Gray. Melihat sebuah kesempatan dalam kesempitan Niko berbisik mengajak Daniel untuk ke kamar sebelah sementara yang lainnya tiba-tiba beradu panco melupakan presensi orang yang mereka ributkan.
Di kamar yang jauh lebih tenang, Daniel menyenderkan kepalanya pada bahu Niko dan sebaliknya Niko meletakan kepalanya di atas kepala sahabatnya. Selimut ditarik sampai setinggi dada. Mereka berdua menonton series Gossip Girl. Sambil sesekali berkomentar mengenai karakter film tersebut hingga terlelap.
Daniel smiled in his dream wishing they could be forever like this. Life would be so amazing if nothing bad happened but we always need spice to make things more exciting.