31.
Mikha akhirnya mengalihkan pandangannya dari memilih bawang putih. Menaruh seluruh atensinya pada seseorang yang sibuk membolak-balikan kentang. “Mik, mau kentang ga?” tanya Daniel saat akhirnya berhasil mendapatkan perhatian Mikha. “I feel like eating mashed potato,” lanjutnya. Dengan cepat ia taruh sebungkus kentang ke dalam trolley.
“Tapi ga ada yang mau makan kentang selain lu. Taro lagi kentangnya.” Daniel menggeleng acuh dan akhirnya Mikha yang harus menaruh kembali kentang tersebut. “Kok ditaro lagi?” Pertanyaan yang lebih mirip dengan perasaan tidak terima. Mikha mengangkat bahunya. “Tadi kan udah gue bilang. Kupingnya ga denger ya?” and here we go pouty Nini karena permintaannya ditolak mentah-mentah. Ia akhirnya pergi ke rak berisi snack, sedangkan Mikha kembali memilih bawang putih terbaik untuk dimasak beberapa hari ke depan.
Ketika mereka sampai di villa Mikha menyuruh Daniel untuk memanggang daging duluan. “Nanti gue nyusul bawa sayurannya.” Setelah melihat Daniel yang mulai sibuk memanggang daging di luar dengan gerakan yang cepat ia mencuci kentang yang ia sembunyikan dibalik belanjaan lainnya. Saat Daniel pergi mengambil snack Mikha menaruh kembali kentang yang sempat ia tolak. Dipotongnya kentang tersebut sambil menunggu kentang lainnya dikupas oleh Niko yang tadi tiba-tiba datang ke dapur. “Buat Nini kan? Gue bantu sini.” Berkat bantuan tangan lain Mikha bisa lebih santai memasak.
“Guys sayurnya mana? Nini nanyain katanya udah 15 menit tapi sayurnya ga dateng-dateng,” ucap Marc. “Aduh lupa gue cuci. Lo tolong cuciin dong. Gue lagi sibuk sama kentang.” Niko sibuk menumbuk kentang sedangkan Mikha membuat takaran saus.
“Nini?” “Iya. Tapi diem dulu.” “Why?” “Tadi pas dia masukin ke trolley kentangnya gue taro balik ke rak terus ngambek deh anaknya. Niat gue bercanda doang tapi keburu ngambek duluan.”
What a cutie. Marc dan Niko menggumam bersama. “You guys better hurry. Sayur dimasaknya ga lama, Nini juga dari tadi udah keliatan bete.” Ujar Marc meninggalkan dapur.
“Nik. Mik. Daging sama sayurannya udah mateng. Buruan ke sini,” teriak Eli. Mikha memberikan gestur duluan kepada Niko. Memastikan kembali rasanya sudah pas dan enak Mikha menyusul teman-temannya di luar tapi gerakan terhenti ketika Daniel tiba-tiba masuk ke dapur. “Mik, lama amat sih dari tadi ditungguin— is that?” Senyum lebar merekah di wajah Mikha. “Mashed potatoes, sesuai pesanan atas nama Daniel.”
Daniel segera memeluk Mikha yang hampir menjatuhkan semangkok penuh kentang tumbuk. “You don't have to do this, you know.” Mikha kembali memasang senyumnya. “But I want to.”
“Stupid Mika.” Daniel mengambil mangkoknya dari tangan Mikha dan memeluknya erat. “Thank you, Mik.”
Senyuman tidak kunjung luntur dari wajah Mikha. Your wish is my command, sweetheart. Hanya mampu ia ucapkan dalam hatinya. Mikha dan segala gengsinya.