24.

Narendra sedang menikmati kopinya ketika matanya bertemu dengan mata seseorang yang telah ia nantikan pertemuan kembali keduanya.

Di sisi lain pria itu sama kagetnya. Tidak menyangka akan bertemu lagi secepat ini. Ia melemparkan senyuman sebagai sapaan.

“Elle, duduk di sini aja.” Tawarannya diterima dengan senang hati. Elle segera menduduki kursi di samping Narendra.

“Hai.”

“Hai.” Sapaan itu dibalas dengan malu-malu oleh Elle.

It's good to see you again.

Good to see you too, Na. Eh, is it okay kalo gue panggil lu, Na? Sorry lancang. Gua ga bermaksud—”

Hey, there's nothing to apologise. Panggil gue Keanu Reeves juga ngga apa-apa.” Nando dengan bangga mengatakan itu. Elle mengangguk paham.

“Elle ga mesen?”

Elle menggeleng, “Gue sebenernya lagi nyari nasi. Tadi ngeliat dari depan bentuknya kaya café atau restoran ala Indonesia ternyata bukan.” Ia menghembuskan napas kecewa.

Homesick, ya, I know restoran yang jual nasi. Mereka emang jual masakan khas Asia gitu sih. Wanna come with me?

Narendra buru-buru mengoreksi kalimatnya saat melihat Elle yang terdiam sebentar. “Eh, maksudnya kalo mau bisa gua anterin. Tenang. Gua bukan orang jahat yang mau nyulik orang kok.”

Elle tertawa kencang. “Ain't all criminal say that they will do no harm?

Hampir semua penjahat akan mengatakan dirinya orang baik. Narendra baru saja mengucapkan kalimat yang kerap kali diucapkan dengan gamblang oleh para pelaku kriminal. Elle terus tertawa ketika melihat wajah panik Narendra. Ia iseng mengusili pria itu.

“Astaga Elle ngga baik berburuk sangka. Tapi kalo orang manis kaya lu siapa sih yang ga mau buat ngambil.”

“HAH.”

“Hah. Anaknya bolot ya lu. Kupingnya budek.”

“Kurang ajar.” Pukulan pelan diterima oleh bahu pria di sampingnya.

“Elle yang baik dan manis, saya minta nomor telepon boleh ga?”

“Kalo saya ngga mau gimana, Mas?”

“Saya paksa. Pokoknya saya harus punya nomor orang manis.”

Sudah tidak terhitung berapa kali Elle tertawa ketika bertemu dengan Narendra. Pria ini benar-benar menghibur hatinya. Mungkin bagi sebagian orang tidak terlalu lucu tapi bagi Elle yang terus-terusan dilanda sedih semua kalimat milik Narendra terdengar lucu.

Narendra terus bergurau sampai pria yang duduk di sampingnya tidak kuat lagi untuk tertawa. Mereka mengakhiri sesi berbincang dengan saling bertukar nomor telepon.

Elle kembali ke hotel untuk bertukar pakaian sementara Narendra kembali memesan kopi sambil menunggu Elle kembali.