145.
Narendra dan Elle menyantap steak mereka dalam diam. Nate pun sama. Pria itu menyantap makanannya dan tidak melepaskan pandangannya sekalin pun dari meja di sebelahnya.
Nate selesai makan duluan sementara Elle masih sibuk mengiris daging sapi menjadi bagian-bagian kecil. Elle tampak kesusahan ketika mngiris potongan terakhir. Melihatnya kesulitan Nate reflek duduk di kursi kosong di samping Elle dan mengambil alih pisau serta garpu. Mengirisnya menjadi bagian yang lebih kecil.
“You never change. Not even a bit.”
Seluruh indra di tubuh Elle seolah mati rasa. Dirinya hanya bisa diam.
Narendra diam memperhatikan gerak-gerik Nate. Ingin melihat seberapa jauh manusia itu akan berbuat. Merasa diperhatikan akhirnya Nate memperkenalkan dirinya.
“Sorry, lupa ngenalin diri, I’m Nate, Elle’s ex boyfrien—”
“Narendra. I know about you. gak perlu dijelasin lagi.”
Nate menukikan sebelah alisnya. “Easy.”
“Lo mending sekarang pergi dari meja ini dan balik ke meja lo.” Narendra tidak senang dengan kehadiran Nate di mejanya dan Elle.
“Emang lo siapanya Elle? Cuma temen kan? Nggak usah ganggu gue sama Elle,” balas Nate.
Cukup sudah Narendra tidak ingin beradu kata dengan pria di depannya. Ia langsung menarik tangan Elle untuk bangkit dan meninggalkan restoran. Tidak peduli dengan makanan Elle yang belum habis. Kalau Elle masih merasa lapar ia akan melakukan delivery ke hotelnya dan Narendra yang akan mengurus semuanya.
Nate mengikuti keduanya keluar dari restoran. Ia menarik tangan Elle yang masih bebas dan berucap, “I still love you, Elle. Don’t you love me too?”
Elle memberikan pandangan yang sulit diartikan. Matanya memberikan sorot kecewa. Ia melepaskan tangannya dari Nate dan menarik Narendra hingga sampai di mobil milik pria itu. Tanpa disuruh Narendra langsung membuka pintu mobil untuk Elle dan mengemudikan mobilnya kembali ke hotel. Selama di perjalanan mereka tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Narendra sendiri mengerti kalau Elle mungkin butuh waktu untuk menjernihkan pikirannya.