13.
Sembari menunggu kelasnya Elion selesai bertanding Daniel menempeli Marcus dan terus menagih pocari yang telah dijanjikan. Kalau saja Marcus bukan orang yang memiliki iman lemah mungkin udah dari kemarin ia masuk rumah sakit karena wajah merajuk Daniel merupakan serangan yang fatal bagi kewarasan dan hatinya.
Bel berbunyi dan waktu bermain telah berakhir. Tim kelas Elion menang dan akan lanjut ke babak final. Marcus, Nikolei, dan Mikha memberikan jempol mereka kepada Elion. Memuji penampilannya saat bermain tadi, sementara Daniel sudah turun ke lapangan dan bersiap untuk bertanding dengan tim kelas lain untuk maju ke babak final. Elion mencuri ciuman di pipi Daniel sebelum kabur meninggalkan lapangan dan teman-temannya yang ada di tribun menggerutu kesal. “Eli awas aja, ya, kuping lu gue sate nanti!” Niko berteriak mengancam.
Hampir setengah jam terlewati kelas Daniel berhasil maju ke babak final yang artinya dia akan melawan timnya Elion. “Good job, Nini!” teriak Mikha yang dilanjut oleh Nikolei dan Marcus, “Good game, honeypie, here's your pocari.” Marcus turun dari tribun dan menyerahkan sebuah botol pocari pada Daniel. “Katanya satu box?” Dengan cepat cairan ion itu membasahi kerongkongannya yang sempat kering. “Easy baby nanti keselek, sisanya ada di mobil gue nanti gue ambilin lagi,” jelas Marcus.
“Nini, laper gak? Gue bikin biskuit oat buat ganjel,” tawar Mikha yang diangguki dengan sangat antusias oleh Daniel. “Thank you, Mik, gue laper banget—”
“NINI!!!!” Tubuh Daniel diangkat dan diputar dengan kasar. “Niel, turunin dong malu,” akhirnya tubuhnya diturunkan oleh tersangka bernama Daniela, “Terus juga jangan panggil Nini kalo lagi di publik. Berlaku buat kalian juga,” Daniel menunjuk menggunakan mata kepada teman-temannya. Mikha dan Niko saling bertatapan kemudian berusaha menahan senyum. Daniel memicingkan matanya kepada mereka karena ia tahu arti dibalik senyuman itu tapi ia tidak mau pusing dan ingin beristirahat sebentar sebelum babak final dimulai.
˗ˏˋ ♡ ˎˊ˗
Dalam hitungan ketiga bola akan dilambungkan dan akan menjadi penentu tim siapa yang akan memegang kendali pada pertandingan final basket. Elion berdiri di belakang temannya sementara Daniel berada di tengah. Ia menjadi perwakilan kelasnya untuk merebut bola yang saat ini sedang melambung tinggi. Saat-saat paling menegangkan bagi kedua tim terlebih Elion yang berharap agar Daniel yang merebut bola tersebut dan doanya terkabul. Tim Daniel memimpin pertandingan pada menit awal.
Semua murid berseru dan meramaikan pertandingan final basket hari ini termasuk tiga orang sahabat yang sedang memegang sebuah spanduk yang siap untuk mereka lebarkan. Tepat saat bola kembali jatuh kepada Daniel ketiga sahabat itu membuka lebar spanduk yang sudah mereka pegang dari awal pertandingan. Nikolei berteriak menggunakan toa, “GO NINI GO NINI GOOOO!!!!!” Hal tersebut tentunya menyita perhatian semua murid karena mereka sangat heboh menerikan nama kecil Daniel dan yang namanya sedang diteriaki menahan malu. Jauh di lubuk hatinya ia senang mendapat support dari ketiga temannya.
Daniel memacu langkahnya semakin mantap. Di depan ada sebuah kejutan yang menanti. Tiba-tiba dirinya dan Elion terpojok pada posisi 1 vs 1 yang tidak berlangsung lama karena Elion terkecoh sehingga Daniel dapat kembali melakukan dribble dan mencetak skor baru. Di mata orang lain Elion memang nampak ceroboh karena salah mengambil langkah, andai mereka tahu Elion melakukannya dengan sengaja pasti ia langsung diganti dengan pemain lain. He'll do anything for Daniel.
Pertandingan selesai dan kelas Daniel menjadi pemenangnya. Mereka melakukan selebrasi kemenangan sementara tim lawan sibuk mengatur napas mereka. Namun satu orang tampak punya rencana lain dan tidak ingin membuang waktu. Ditariknya pinggang Daniel dan ia angkat layaknya anak kucing. Matanya menyipit dan ujung bibirnya naik ke atas. Ia putar Daniel hingga mereka berdua oleng.
“Congrats, Ni,” ucap Elion saat memeluk Daniel. “Thanks, tapi pelukannya ntar lagi ya. Temen sekelas lu bete semua tuh mukanya.” Teman sekelas Elion menunjukan muka sebal karena interaksi yang baru saja ia lakukan dengan Daniel yang merupakan tim lawan. “Biarin. Mereka iri ngga bisa meluk dan manggil Nini.” Elion berusaha memeluk Daniel kembali.
“Eli, diem ah lu bau keringet.” Daniel berusaha melepaskan dirinya dari pelukan. “Lu juga bau keringet tapi gue tetep suka tuh. Sini peluk lagi aww—” lengan Elion digigit dan Daniel kabur menuju ruang loker. “Nini… NINIIII TUNGGU DONG!!!” Elion ikut mengejar Daniel yang berlari panik. “JANGAN NGEJAR. BADAN LU BAU PARFUM BAPAK-BAPAK.” Tingkah laku Daniel dan Elion menjadi tontonan semua yang ada di aula dan mengundang gelak tawa gemas.