124.

CW // Alcohol, Drinking, Drunk Behavior

Usai makan malam Elle diberi sebotol champagne oleh sang kakek. Lalu kakek pamit untuk istirahat duluan. Meninggalkan Elle dan Narendra. Elle awalnya hanya ingin menyicipi sedikit rasa champagne tersebut kemudian ia terus meminumnya sampai setengah botol. Narendra tidak ikut minum karena dirinya harus menyetir mobil untuk mengantarkan Elle.

Elle sedang setengah mabuk ketika menerima chat tidak masuk akal dari Nate. Awalnya ia marah tetapi perlahan-lahan rasa marahnya berubah menjadi rengekan. Memori tentang sikap brengsek Nate yang memutuskan hubungan mereka dua tahun yang lalu berputar begitu saja layaknya film di bioskop.

Semuanya terlalu tiba-tiba dan tidak jelas tujuannya hingga membuat kepalanya berdenyut sakit. Elle terus merengek diselingi dengan air matanya yang turun. Narendra beberapa kali bertanya kepada Elle namun hanya rengekan dan isak tangis yang ia terima.

Elle menangis cukup keras hingga Kakek akhirnya keluar dari kamarnya untuk menengok keadaan mereka berdua. Sang Kakek merasa kasihan kepada Elle yang bersedih dan menyuruh pelayan untuk menyiapkan kamar tamu untuk Elle menginap.

“Grandpa ga perlu repot. Udah malem juga nanti biar aku yang anter Elle ke hotelnya.”

“Anter yang bener loh ya. Jangan macem-macem sama anak orang. Kaki kamu nanti Grandpa ganti jadi bambu.”

“Tenang. Aku kan anak baik rajin bekerja. Elle aman sama aku,” ucap Narendra memastikan kakeknya.

Akhirnya Kakek setuju dan membantu Elle untuk berjalan hingga ke mobil Narendra. Ketika Elle sudah duduk dengan sempurna ia menjalankan mobilnya tidak lupa mengucap salam kepada Kakek.

Sebenarnya Narendra tidak tahu di mana hotel yang ditinggali oleh Elle. Ia berbohong agar tidak merepotkan kakeknya dan pelayan rumah. Untuk sementara ia akan membawa Elle ke hotelnya dan tidur di kamarnya.

Ia juga tidak akan berbuat macam-macam kepada Elle. Kata-katanya saat di rumah Kakek bukanlah bualan semata. Narendra memang anak baik. Tingkah lakunya memang penuh dengan keberanian dan kadang ia terlihat seperti seseorang yang tahu cara bermain dengan hati orang tetapi itu semua tidak benar.

“Breng- sekkkk. Jelek lu.” Elle bergumam dalam tidurnya. “Ka—lo ketemu, nanti, awas, jelek dasar, ENYAHHHHH!!!” Narendra tertawa mendengar racauan Elle. Apa yang terjadi pada Elle akan ia tanyakan besok saja ketika pria itu sudah sadarkan diri.

Akhirnya mereka tiba di loby hotel. Narendra meminta petugas untuk memarkirkan mobilnya sementara ia menggendong Elle masuk ke hotel. Ia baringkan Elle di atas kasurnya. Melepas sepatu dan kaos kaki yang terpasang pada kaki Elle. Selimut dinaikan hingga menutupi bahu Elle.

“Sleep tight, Gabrielle.”